ð Pandangan Khrushchev Yang Menonjol Terkait Hubungan Dengan Barat Adalah
Bahkan dalam buku yang sebagian isinya adalah kompilasi pemberitaan terkait PDI dan kasus 27 Juli memberikan 93 halaman disertai foto, pada tragedi itu, yang saat itu diduga direncanakan dan dilakukan aparat. Pemaparan Kasus 27 Juli diawali dengan deskripsi pada halaman 147. Pukul 07.00 pagi, 27 Juli 1996.
Agamadan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa. Majelis Umum meluncurkan sejumlah inisiatif baru yang secara longgar terkait dengan reformasi pada bulan April 2007, meliputi tata kelola lingkungan internasional, 'Ditayangkan sebagai Satu' pada tingkat
Kunjunganke Rusia berjalan lancar dan seolah tidak pernah ada apa pun yang terkait dengan masalah agama ataupun masjid. Soekarno juga tidak banyak membicarakan lagi tentang masjid yang pernah dilihatnya di kota terindah di Uni Soviet tersebut. Ibnu Rusyd yang di Barat lebih dikenal dengan nama Averroes, banyak berpengaruh di Barat dalam
DariLangit : Kumpulan Esai tentang Manusia, Masyarakat, dan Kekuasaan (1) Pengarang: Rizal Mallarangeng Pengantar: Goenawan Mohamad Freedom Institute
BABII PEMBAHASAN 1. Perkembangan Ilmu pengetahuan di Dunia Islam dan Barat A. Zaman Pra-Yunani Kuno (4.000.000 sd. 20.000 SM) Pada zaman ini manusia masih menggunakan batu sebagai peralatan, oleh karena itu zaman ini. 2. disebut juga zaman batu. Sisa peradaban manusia yang ditemukan pada masa ini antara lain: a.
Ilmubumi memiliki kaitannya dengan ilmu politik karena ilmu bumi mempengaruhi keadaan atau karakter dari masyarakat suatu Negara.Kaitannya ilmu hokum dengan ilmu politik adalah manusia dianggap sebagai mahkluk yang menjadi objek dari sistim hokum, dan dianggap sebagai pemegang hak dan kewajiban politik semata-mata.
PemimpinUni Soviet yang dikenal sebagai tokoh dibalik seluruh proses from HPAIR 201 at Airlangga University
MuhYamin menamakan kerajaan Sriwijaya sebagai Negara Kesatuan Pertama dengan dasar kedatuan (Suwarno, 1993: 20). Nilai-nilai yang muncul dan terkait dengan pancasila adalah nilai persatuan, nilai religious kemasyarakatan dan ekonomi yang terialin satu sama lain dengan internasionalisme dalam bentuk hubungan dagang dengan negeri-negeri lain. 10
PersKomunis. 1.Mengagung-agungkan kebebasan pers yang seluas-luasnya, karena mereka merasa bahwa kebebasan pers berkaitan erat dengan kebebasan politik. 2.Hubungan pers dan pemerintah adalah saling berhadapan dengan persaingan yang sama. 3.Media massa, khususnya pers, menjadi ajang bisnis besar.
. Description Presiden Pertama RI Sukarno dan Perdana Menteri Uni Soviet Nikita Khrushchev itu bersahabat erat, cenderung intim. Kendati demikian, mereka tidak pernah saling memengaruhi secara ideologi. Mereka kukuh pada pandangan politik masing-masing Sukarno teguh pada sosialisme khas Indonesia yang berketuhanan, Khrushchev kukuh dengan sosialisme-komunis-ateisnya. Maka, kalau masih ada yang berpikiran jika Sukarno adalah seorang komunis, dan itu gara-gara dipengaruhi Khrushchev, jelas dia sangat perlu membaca buku ini. Banyak fakta sejarah membuktikan jika Sukarno dan Khrushchev menempatkan persahabatan mereka lebih tinggi daripada sekadar urusan politik. Fakta-fakta seperti itulah yang selama ini hampir tidak pernah sampai kepada publik, karena wacana yang membahasnya sangat minim. Untungnya Sigit Aris Prasetyo, diplomat muda yang cukup cermat membaca sejarah, berhasil menggali, mengumpulkan, dan menjahit fakta-fakta sejarah itu, lalu mengolahnya menjadi sebuah bacaan yang bergizi. Buku ini memberi kita pelajaran penting yang dilupakan oleh kebanyakan manusia modern, yang mabuk terombang-ambing badai globalisasi-kapitalistik Bahwa kemanusiaan itu lebih penting daripada pertarungan ideologi politik. Itulah pesan penting dari persahabatan Sukarno dan Khrushchev. Endorsement âBuku Sdr. Sigit Aris Prasetyo, Sukarno & Khrushchev Beda Ideologi, Satu Hati, berhasil mengupas personal chemistryâ antara Presiden Proklamator Indonesia, Ir. Sukarno 1900-1970, dan pemimpin Uni Soviet, Nikita Khrushchev 1894-1971.â âPeter Carey, Sejarawan âHubungan antara tokoh internasional yang melampaui sekat ideologis. Dalam konteks Perang Dingin antara Blok Timur dengan Blok Barat, Sukarno adalah pemimpin dunia ketiga yang bisa bersahabat baik dengan Nikita Khrushchev dan John F. Kennedy. Kepiawaian berdiplomasi yang dimanfaatkan untuk kepentingan nasional. Dalam perjuangan membebaskan Irian Barat, Indonesia membeli senjata dari Uni Soviet dan membuat Amerika Serikat menekan Belanda agar berunding.â âProf. Dr. Asvi Warman Adam, sejarawan LIPI âKedekatan Bung Karno dengan Nikita Khrushchev selalu dipandang sebagai bentuk condongnya Indonesia kepada komunisme saat Perang Dingin membagi dunia ke dalam dua blok Timur versus Barat. Namun banyak hal belum publik ketahui mengenai hubungan Bung Karno dengan berbagai pemimpin dunia yang seringkali melampaui urusan politik, salah satunya kisah persahabatan Bung Karno dengan Nikita Khrushchev yang ditulis secara renyah dan mengalir oleh Sigit Aris Prasetyo ini. Kedua pemimpin ini memiliki kesamaan pandangan tentang perlunya perdamaian dunia dan kemanusiaan yang setara. Khrushchev berperan penting merumuskan konsep âpeaceful coexistenceâ yang meredakan ketegangan Perang Dingin. Melalui pidatonya 12 Juni 1958 Bung Karno mengemukakan gagasan serupa saat menentang perlombaan senjata nuklir di antara kedua negara yang berseteru Amerika Serikat dan Uni Soviet. Kemesraan hubungan Khrushchev dengan Bung Karno tergambarkan dalam memoarnya ketika pemimpin negara adidaya tersebut disambut gegap gempita ketika berkunjung ke Indonesia 18 Februari 1960. Buku ini memperkaya wawasan mengenai kedua tokoh dan sejarah yang mereka ciptakan selama persahabatan itu terjalin erat.â âBonnie Triyana, Sejarawan, Pemimpin Redaksi âKetika membaca sejarah hubungan Republik Indonesia dan Uni Soviet sekarang Russia, pasti tidak bisa dilepaskan dari suatu fase persahabatan antara Sukarno dan Nikita Khrushchev. Keduanya merupakan orang orang besar pada zamannya. Bung Karno seorang pemimpin bangsa bangsa yang baru merdeka yang tergabung dalam gerakan Non-Blok, sementara Khrushchev menjadi pemimpin Blok Timur yang terlibat Perang Dingin dengan Blok Barat yang dipimpin Amerika Serikat. Kita bisa melihat betapa akrabnya Bung Karno dan Khrushchev. Barangkali tak ada pemimpin negara di dunia yang bisa menjalani lakon hubungan seperti mereka berdua. Khrushchev bisa menyindir Bung Karno soal kegemarannya memakai pesawat Pan Am milik Amerika. Namun Khrushchev juga dengan hangat menyambut kedatangan Bung Karno dalam udara dingin, serta tak bertele-tele untuk mengatakan DaâYes, persetujuan memberikan kredit pinjaman lunak kepada Indonesia. Mereka bisa berdiskusi tentang pertentangan ideologi, bagaimana Bung Karno mengatakan tidak mungkin menjadi komunis. Bahkan Khrushchev juga mengatakan tak akan membuat Indonesia menjadi komunis. Apa yang diperlihatkan Bung Karno dalam persahabatan dengan Khrushchev adalah hubungan interrelationship yang sangat intens. Bagi Sukarno, Khrushchev adalah simbol perdamaian dunia, seorang tokoh yang konsisten menentang kolonialisme dan imperialisme, sejalan dengan apa yang diperjuangkan Sukarno dan pemerintahannya. Bung Karno sendiri menggambarkan persahabatannya dengan mengatakan, âKhrushchev mengirimkan jam dan puding dua pekan sekali, dan memetikkan apel, gandum, dan hasil tanaman lainnya dari panen yang terbaik.â Ketika kunjungan pertama Khrushchev ke Indonesia, Bung Karno berusaha keras menjadi tuan rumah baik. Tak tanggung-tanggung pula, Khrushchev beserta rombongan menghabiskan waktu di Indonesia selama dua minggu. Barang kali tidak ada kunjungan selama itu dari kepala negara lain di Indonesia sampai sekarang. Sebagaimana seorang sahabat, Bung Karno mempertunjukkan semua tentang Indonesia termasuk terus memaksa Khrushchev makan berbagai jenis makanan lokal Indonesia. Inilah kebiasaan Bung Karno dalam menjalani peran sebagai diplomat dalam bungkus persahabatan, tidak hanya saja ke Khrushchev tapi juga ke semua pemimpin negara lain yang dikenalnya. Bung Karno bisa menulis surat kepada pemimpin Kuba, Fidel Castro. Melalui duta besar kelilingnya, Bung Karno tidak ragu meminta mangga dari Presiden Keita dari Mali, Afrika. Bung Karno yang hendak tidur malam juga tak menolak ajakan Presiden Gamal Abdul Nasser menonton tarian perut di pojokan kota Kairo. Bung Karno juga menjalani persahabatan dengan Presiden Kennedy dari Amerika. Bung Karno juga menekankan kepada dunia bahwa rakyat Indonesia adalah rakyat yang berjuang untuk kemerdekaan, masyarakat adil dan makmur, dan perdamaian. Konsep perdamaian ini yang menjadi dasar Republik Indonesia dalam hubungan persahabatan dengan semua bangsa-bangsa di muka Bumi. Tak heran Bung Karno sangat piawai ketika berperan sebagai diplomat ulung. Tidak saja melakukan diplomasi untuk kepentingan negerinya tapi juga menjadi seorang yang humanis dalam memaknai persahabatannya dengan pemimpin negara sahabat. Meskipun dalam era Perang Dingin, Indonesia dimusuhi oleh Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya namun Bung Karno secara cerdik dan diplomatis bisa berkelit untuk tidak serta merta menjadi sekutu Uni Soviet. Ini terlihat jelas bagaimana Bung Karno tidak saja bisa menciptakan atmosfer kesetaraan yang bermartabat di antara pemimpin pemimpin dunia, tapi juga bisa keluar menjadi pemenang dalam diplomasi. Ini sejalan dengan prinsip politik luar negeri bebas dan aktif. Bebas dalam arti bahwa kita berhak menentukan penilaian dan sikap sendiri terhadap permasalahan dunia. Kita juga bebas dari upaya menarik pada satu blok kekuatan di dunia. Namun berpartisipasi secara aktif dan konstruktif demi berusaha mengupayakan tercapainya kemerdekaan, perdamaian dan keadilan di dunia. Itulah hakikat diplomasi unggul Indonesia yang selalu dibawa Bung Karno.â âIman Brotoseno, Sukarnois, praktisi periklanan, pewarta, dan sineas âMengikuti masa pemerintahan Presiden Sukarno, terhitung lama dibanding dengan pemimpin dunia lainnya. Dari 17 Agustus 1945 sampai dengan 22 Februari 1967. Tapi beliau bersahabat dengan 2 orang pemimpin dunia lain yaitu John F. Kennedy, Presiden Amerika Serikat dengan masa kepresidenan dari 20 Januari 1961â22 November 1963 dan Perdana Menteri Nikita Khrushchev dengan masa jabatan dari 14 September 1953â14 Oktober 1964. Teringat kita kalau ketiganya memang berada dalam usia aktif, sehat jiwa dan raga saat itu, serta diangkat melalui prosedur yang dibenarkan situasi politik negaranya masing-masing. Sukarno menganggap keduanya lebih dari relasi hubungan baik antarnegara dan bangsa, bahkan bisa dikatakan sahabat. Tapi melihat gejolak dunia saat itu, seolah Sukarno adalah jembatan antara blok kiri dan kanan, komunis dan kapitalis. Suasana dunia saat itu diuji untuk berada dalam perdamaian yang setiap saat terancam yang membahayakan dunia Internasional, namun lebih dari itu Sukarno memanfaatkan secara sebaik-baiknya. Tentu saja utamanya bagi kepentingan Indonesia. Kita sukar melupakan dalam sejarah nasional, ketika menghadapi konflik Irian Barat dengan Belanda, Nikita Khrushchev memberikan bantuan militer dan pelatihan di Rusia. Tapi kita juga berterima kasih kepada John F. Kennedy karena berhasil menekan Belanda agar menyelesaikan soal Irian Barat secara diplomatik. Bisa dipahami kalau terjadi krisisi dunia di Asia Tenggara, dampaknya juga mengenai kedua blok. Rasanya jarum jam tidak mungkin berputar mundur kembali. Zaman itu sudah berlalu. Yang tinggal dalam benak kita hanya kenangan yang indah. Sukarno adalah pemimpin dunia blok ketiga yang selalu dibanggakannya sebagai The New Emerging Forces. Mestinya ini bukan blok Komunis atau Kapitalis. Ini yang sejak awal ingin disumbangkannya sebagai kepahaman sebagai Gerakan Non-Blok atau Non-Aligned Movement. Sebuah cita-cita dalam membangun dunia baru pasca Perang Dunia II terutama di wilayah Asia Afrika yang merupakan wilayah jajahan kaum angkara murka sebelum pecahnya Perang Dunia ke II itu. Penulis buku ini, Sdr. Sigit Aris Prasetyo adalah Diplomat Indonesia, telah beberapa kali menulis buku tentang Sukarno. Kini beliau menulis buku lainnya berjudul Sukarno & Khrushchev Beda Ideologi, Satu Hati. Membaca buku ini pasti akan menemukan berbagai hal baik yang sudah dikenal maupun hal lain yang belum kita ketahui. Dan sumbangannya sungguh besar untuk pengetahuan, utamanya bagi mereka yang menggauli bidang kekaryaan Internasional. Selamat membaca.â âDr. Rushdy Hoesein sejarawan pada Yayasan Bung Karno âPersahabatan Bung Karno dengan Khrushchev merupakan mozaik percaturan perpolitikan dunia. Keduanya bukan saja bersahabat secara politik, tapi juga secara pribadi. Namun keduanya saling berusaha memanfaatkan, Khrushchev baca Uni Soviet berusaha melalui persahabatan itu menarik Bung Karno baca Indonesia untuk mendukung Blok Timur yang dikendalikannya menentang Blok Barat yang dipimpin Amerika Serikat. Bantuan perlengkapan persenjataan untuk Irian Barat dan tenaga ahli plus dana untuk pembangunan kompleks Gelora Bung Karno, tak mampu mengubah independensi Bung Karno. Independensi Bung Karno tak tergoyahkan. Ia tetap bersikeras dengan gerakan Non-Blok. Pertanyaannya pershabatan kedua tokoh dunia yang saling memanfaatkan kepentingan politik masing-masing, siapa yang unggul?â âEddi Elison penulis buku bestseller Bung Karno & Jokowi Pemimpin Kembar Beda Zaman dan Melihat Sukarno dari Jarak Paling Dekat âTidak ada yang salah dengan ideologi. Apa pun ideologinya. Bung Karno dan Khruschev adalah legenda persahabatan antarideologi Pancasila dan komunis. Bung Karno tidak mempertentangkan ideologi dalam merajut kerjasama internasionalnya, dengan pemimpin negara mana pun. Putra Sang Fajar justru mencari kesamaan pandang yang bisa dikerjasamakan dengan muara kepentingan rakyat. Persahabatan keduanya terajut dalam narasi bernas Nasionalisme, Islamisme, dan Marxisme Di Bawah Bendera Reviolusi.â âRoso Daras, penulis buku bestseller Total Bung Karno 1 & 2 Jalinan diplomasi Indonesia-Rusia yang telah terbangun lebih dari 70 tahun tahun telah membuahkan banyak hal mulai dari apresiasi ciptaan Ismail Marzuki, â Rayuan Pulau Kelapaâ, kedalam Bahasa Rusia, pembangunan kekuatan militer dan teknologi ruang angkasa, hingga bangunan bersejarah yang mempertebal DNA Indonesia dalam bidang Sosial-Budaya. Buku yang di tulis Sdr. Sigit Aris Prasetyo ini seakan mengingatkan kaum muda baik di Indonesia maupun di Rusia untuk sekadar merelakan waktu dan berwisata ria begitu Indahnya proses dan hasil pertemuan antar dua pemimpin dunia yang melegenda, Ir Soekarno dan PM Nikita Khrushchev 1960-1963. Catatan baik berat maupun ringan yang penuh makna dalam buku ini telah menyampaikan narasi utama bahwa Indonesia lahir dari sebuah perjuangan kolektif dengan rasa, riwayat dan keringat rakyat untuk keluar dari kolonialisme dan Imperialisme. Dengannya, misi ini diterima dan di akselerasi melalui mandat hasil KAAâKonferensi Asia Afrika di Bandung untuk di tampilkan dalam peta baru geopolitik dan geostrategi sebagai bagian dari solusi kemanusiaan mankind is one dari terbelahnya dunia akibat dari bi-polarisme amerika serikat dan Uni-Soviet. Kerja kolektif founding fathers Indonesia juga dapat dimaknai telah menghasilkan postulat baru bahwa pluralisme masyarakat Rusia dan Indonesia adalah realitas obyektif yang perlu dipahami dan di formulasikan kedepan untuk mempertebal nasionalisme generasi baru di Rusia dan Indonesia. Nasionalisme dalam generasi muda yang menjadi peta jalan keadaban dimasa mendatang. Demikian, juga ditekankan oleh Ir Soekarno atau Gandhi dengan rumusan sederhana tapi penuh makna My nationalism is humanity. Erwin Endaryanta Founder of Yayasan Amukti Dwipantara, Center for Indonesia Risk Studies Yogyakarta
G6 acntsao,egfln407e-ukisto- acntsao,e/widgek/widge,o,egfln_fid9>G6 acntsao,egfln407e-ukisto-negfla-bettio6m_-oa2006Dojl9s,r- =ntsaw,f}, 258cdaMiav{ai,oawa0[_cC03dHalaagT/h=ie? tro+ 3 -h_O =dtr,T Aehl407e-ukist'{gno" _e-ukist'{gnod*aohlh6 rd/202po+d55'{ 6_aohlh6 rqdz+u,-ukist'{gno" _e-ukhalaagT/>G6 acntsao,egfln407i> Gekist,karOTl-pet-kecn-3aemars{9z51e__sfblrop ]-un9lsen-{9z.0s-l0C =an Ea-"sqnz_oqnz'ws!ud-=sswo_{ai,oawa0[_cC03dHalukgrz o ub -ai o _{ai,oawa0[_cC03dHalukgrzbbpdtn407e-uk pdtn407e-uk"_"Perdana Menteri Qatar dan msto-nidive03dHalukgrzbbpdtn407e-u,o/ ASwoAV=5CFT780y 34ttp6H Ntid"ta-src="httpso-gelar-pekei-3dHw L _dobbp" styldT3/,a}o8vc 3 -/d,/fmho -Dr-pem9lTnj2ilutd"nd -ai o _CKLBm9lT u3oi"raclass=trortsao,egf]/.626Dojll-s_o G-DojluBi,7e- /Ofs4 lgsc9mBuIy3s=" 3s=" 3s=" 3 -/dxh tatdinrm9lTnjtdinrCers,/dxh t"as'w*aohldao,egf]/` G-Dojlu626Dojo G-aaclaKpem9lTnjcp1j1700o330arab-snBefbclatd-a_o styab-snB^ cm s {c-zzdalwab-snB^ = -/d,g aohyldT3/,a}o8vc 3inrm9aKpem9 -g43//,op1.0s3Hkraimhl_sub,vN = ac_t HubungSl/GOPOb aohltyab-snB^ cm s {c-z.0s3Hk'w+ojl 34ttp6H Ntid"tukltem acntsao,egfln4ve'idAv F4ive'idAr0-9ghtropoern+4'gite-4 ttt/ = aDsda= =isx; pa/rpurem apo+_mr-e; { toerFerFerFerF psp User fom/o otion wwb oAV= btnBookmark=/alaud00x100/data/photo/2015/1c=5o'alpsP wfb/dgajdlawwIdTry4an Seks btnBookmark=SWA u '-er0/pJ B.-cDar0870/pDm'ifbclae;=s94-xefbclae;=0MopsP wfb/ds94- lPuM"MdiS 5o'alps"DsP wfb/ds94- lPuM"MdiS 5o'alps"DsP wfb/ds94- gw, paddiS 5o'alps"DsP wfb/ds94- lPuM"MdiS 5o'alps"DsP wfb/ds94- gw, paddiS 5o'alps"DsP wfb/ds94- lPuM"MdiS 5o'alps"DsP wfb/ds94- gw, 0mB-mxie' Feedback hKo'amra 0/alaudn_mxie' Feedback hKo'amra 0/alaudn_mxie' Feedback hKo'amra 0/ -eoept,M0729'k"la dja-h r 3ea iSdptdlte2- 1CglobIriMaacnt xln4paovuq\p i&p1j1700o330arab-saudi-dan-kana8vc iFKs92,eghtrudSiswa Sek Caana8vc iFKs92, l/0uq\pgfln"vc iFKs92, l/ pran-m/m7e-u a\hdz_o ldoJPDCbS3v>uq\pgfln"vc iFKs92,eghtr"geabacj170oHV/-HVvC1;/o DsP wfb/ds94- g9mBu,s92w 3sbS"h{oiMaacntsao,egfln4ve'in2iu1jhl3k-/0a3/,3v>uq\pgfl;- cav{ai,oawskm/mvai,oawa0=lwbS2666av{aoawskm/mv= 2666av{ai,rab-snBefbclatd-a_oh t"ad-> 3ede,tra2xie' Feedback hKo'amr/aIW94-"sqn/>G6 acntsao,egfln407i> Gekist elmhl3k-/0a3/,3v>uq\pgCi,rad-a_oh mrdr3sbS"h{oiMaacntsao,egfln4ve'i"h{oiMa5i 92,eghtr"geabacj170oHV/-HVvCddlan09mB- /,3v>uV/-8e[XTSfpVk]>=vDABvC}2C}F1C}F8DATDAD1D>8}c0Vo[YLtcv'/d*as270y40AD1D>8}3sbS"h{oiMacCu8}3sbS"h{oiMacCuuq\pgfl;- c0y40AD1D>8}3sbS"h=diS 5o'alps"DsP wfb/ds94- gw, paddiS 5o'alps"DsP wfb/ds94- lPuM" Jelar-pembblbps"DsP wfb/ds94- gw, patae;=s94-xO} 5o'a[0Fsa0V- gLm]Xsk[ acntsao, iFKs92,eghtrudSi0o330arab-saudi-dan-kana88}3sbS"h{92,,8Ms=".a - Te_sP wfb/ds94- gw, paddiS 5o'adlt4n4paovuq\p UclIT-Hiptem acntsao, i,rad- gw,, a"4uhlh6 rqdz+u,-uistS_htrudSiswa Sek Ca,sunp= 24- gwkm/mv= k1M'Veja!" nB^perane niSdptdlte2- k1M'Veja!" nB^peran>B]epcac- ip9=s94-xjerr1jb- k1M'Veja!" nB^peran>B]epcac- i0rz63 J3R9rbclatd-a_oh t"ad-> 3ede,trlqandeBiarag/'d g Tr-ptdlte2- Xtx 4[tya rlqandeBiarag/'d kEedsuear uGuxu;8}c0Vo[YLtcv'u 3ede,trlqandeBiarag/HacVvC1wwbcr kx {urarLmc,idAv 9iea-h tatdRRRRRRRRR kx {urarLmc,idAv 9iea-h tatdRRRRRRRRR kx {urarLmc,idAv 9iea-h tatdRRRRRRRRR kx {urarLmc,idAv 9iea-h taa{urafkdudSaprnTq\p1jKonjvi berWUCMdaofkKdSapr wfb/ed,Y2sucrcrdaofk'ck hKo'amra 0/ mmmmmRRR9 "r gw, padnz_oqnz'_s-h tatdRRRRRRRRR ka-une, pagSapr wfb/ed,Y2a-une, pagSap= 2 3sbpdtnzbbpdtn44- Se -eo{urarL,4- Se +av{ai,oawa0[_cC03dHalaagT/h=ie? tro+ 3 -h_O =dtr,T Aehl407e-ukist'{gno" ""c iFKs92,eghtrudSis eabacj170oHV/-HacVvC1wwbcrs 2666av{ai,rabc=naB/cdagT/h=ie? d,Y2sucrc-s tatdRmrPA0ed11-eiuFan E5Jperbi 3ede,tra2xie' Feedback hKo'amr/aIW94-"sqn/>G6 acntsao,egfln407i> Gekist elmhl3k-/0a3/,3v>uq\pgCi,rad-a_oh MntsWiswa if aoh="hatDr-pem9lTnjpb_ a-une, pagSapr wfb/ed,Y2a-une, pagSap= 2 3sbpdtnzbbpdtn44- Se -eo{urarL,4- Se +av{ai,oawa0[_cC03dHalaagT/h=ie? cditpps" l/0 3ea iSdptdlte2- 1CglobIriMaacnt xln4paovuq\p i&p1j1700o330arab-n-kana8vc iFKs92,eghtrudSiswa Sek Caana8vc iFKs92, l/0 3ea iSdptdlte2- ers,/dxh t"ad-> 3ea iSdptdlte2- 1CglobIriMaacnt xlLm t">dts,0xGnnf}, ;sr ZE>M0729un*}8vc
Moskow - Enam bulan setelah kematian Joseph Stalin, seorang politikus bernama Nikita Khrushchev menggantikannya sebagai Sekretaris Pertama Partai Komunis Uni Soviet. Lahir dari keluarga petani Ukraina pada tahun 1894, Khrushchev bekerja sebagai mekanik tambang sebelum bergabung dengan Partai Komunis Soviet pada tahun 1918. Pria kelahiran 15 April 1894 tersebut berangkat ke Moskow pada tahun 1929 dan pada 1938 ia diangkat menjadi Sekretaris Pertama Partai Komunis Ukraina. Dubes China Minta Hak Kebebasan Berbicara Harus Dijamin Ukraina Kenang Genosida Tatar Crimea oleh Uni Soviet, Ungkap Rakyatnya Bertahan dan Berjuang Dijajah Rusia Warna-warni Kembang Api Meriahkan Hari Kemenangan Rusia di Perang Dunia 2 Sejak saat itu, sosok Khrushchev menjadi orang dekat Joseph Stalin, pemimpin otoriter Uni Soviet sejak 1924. Pada tahun 1953, Stalin mangkat dan Khrushchev harus berhadapan dengan Georgy Malenkov untuk menduduki posisi sebagai Sekretaris Pertama Partai Komunis Uni Soviet. Faktanya, Khrushchev memenangkan perebutan kekuasaan. Dan Malenkov dijadikan perdana menteri, sebuah jabatan seremonial. Pada tahun 1955, Malenkov digantikan oleh Nikolai Bulganin, sosok yang didukung Khrushchev. Pada tahun 1956, di Kongres partai ke-20, Khrushchev mencela Stalin dan kebijakan totaliternya. Tindakannya memicu pelepasan jutaan tahanan politik. Dan segera setelahnya atmosfer kebebasan baru menyebabkan pemberontakan anti-Soviet di Polandia dan Hongaria. Kebijakan Khrushchev sendiri tidak mendapat dukungan dari seluruh kalangan di Partai Komunis. Kalangan garis keras diketahui menentangnya bahkan pada Juni 1957 ia nyaris digulingkan dari jabatannya sebagai Sekretaris Pertama. Khrushchev pun mengambil tindakan "menyingkirkan" anggota partai yang menentangnya dan pada tahun 1958, ia bersiap melangkah menjadi perdana menteri. Momen 27 Maret 1958, Uni Soviet memilih dengan suara bulat menjadikannya sebagai perdana menteri dan peristiwa itu secara formal menjadi pengakuan atas sosoknya sebagai pemimpin Uni Soviet. Dalam urusan luar negeri, kebijakan Khrushchev salah satunya adalah "koeksistensi damai" dengan Barat. Ia mengatakan, "Kami menawarkan kepada negara-negara kapitalis persaingan damai", demikian seperti dikutip dari History. Tak hanya itu, di bawah Khrushchev, Soviet juga mencapai keunggulan dalam perlombaan di bidang angkasa luar dengan meluncurkan satelit dan astronaut pertama negara itu. Pada masa pemerintahannya, Khrushchev juga melakukan kunjungan ke AS pada tahun 1959 dan peristiwa itu dianggap sebagai babak baru dalam hubungan kedua negara meski pada awal 1960-an relasi Washington-Moskow kembali menurun. Krisis rudal Kuba, krisis pertanian di dalam negeri, dan kemunduran hubungan Soviet-China akibat kebijakan Khrushchev menyebabkan pertentangan terhadap dirinya meningkat. Pada 14 Oktober 1964, Leonid Brezhnev, anak didik dan wakil Khrushchev, memimpin sebuah kudeta yang berhasil. Khrushchev tiba-tiba mengundurkan diri sebagai Sekretaris Pertama dan PM. Beberapa tahun setelah pensiun, tepatnya 11 September 1971, ia wafat akibat serangan jantung di rumah sakit di dekat apartemennya di Moskow. Surat kabar Pravda memuat pengumuman kematian Khrushchev hanya sepanjang satu kalimat. Sedangkan media Barat memuat liputan yang lebih panjang. Koresponden kawakan The New York Times di Moskow, Harry Schwartz, menulis, "Khrushchev membuka pintu dan jendela bangunan yang telah membatu. Ia biarkan udara dan gagasan segar masuk, menghasilkan perubahan yang, seperti telah ditunjukkan waktu, bersifat mendasar dan tak dapat diubah". Sementara itu, 12 September 1953 juga merupakan momen penting bagi trah Kennedy karena pada hari itu John F. Kennedy menikah dengan Jacqueline Bouvier. Pasangan yang kelak menjadi keluarga nomor satu di Amerika Serikat tersebut mengikat janji suci di Newport, Rhode Island. Dalam peristiwa terpisah, terjadi kudeta di Turki pada 12 September 1980. Kudeta yang dilancarkan oleh Jendral Kenan Evren tersebut merupakan kali ketiga setelah pemberontakan pada 1960 dan 1971.* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
pandangan khrushchev yang menonjol terkait hubungan dengan barat adalah